Thursday, June 17, 2010

Gone Too Soon...


Like A Comet
Blazing 'Cross The Evening Sky
Gone Too Soon

Like A Rainbow
Fading In The Twinkling Of An Eye
Gone Too Soon

Shiny And Sparkly
And Splendidly Bright
Here One Day
Gone One Night

Like The Loss Of Sunlight
On A Cloudy Afternoon
Gone Too Soon

Like A Castle
Built Upon A Sandy Beach
Gone Too Soon

Like A Perfect Flower
That Is Just Beyond Your Reach
Gone Too Soon

Born To Amuse, To Inspire, To Delight
Here One Day
Gone One Night

Like A Sunset
Dying With The Rising Of The Moon
Gone Too Soon

Gone Too Soon

Saturday, February 23, 2008

Happy Birthday Gadia Sayang Mama...

Selamat ulang tahun ke-2 sayang?
Lagi sibuk party yah di surga?

Tanggal 21 kemarin papa taro bunga baru di makam Gadia.
Mama ledekin... ih papa, di surga mah bunganya bagus2... Gadia nggak perlu bunga dari kita...

Mama nggak ke sana habis adik Bella susah dibawa pergi2... Insya Allah kita bertemu di ruang rindu ya sayang...

Salam dari adik Bella dia lagi bobo sekarang.

Mama dan papa selalu merindukanmu...

Banyak cinta,
mama+papa+adik Bella

Wednesday, June 20, 2007

Terimakasih, Gadia...

Terimakasih Gadia,
yang telah mengajarkan mama tentang kebaikan.

Mama belajar dari Gadia,
untuk bisa sabar
Saat Gadia harus dipaksa makan, setiapa kali Gadia harus sabar dipaksa, ditipu atau dipermainkan, supaya makanan masuk ke mulutmu.

Mama belajar dari Gadia,
bagaimana menjadi pemaaf
Ketika orang2 berperilaku menyebalkan, menginjak2 hak anak mama, mama marah dan mendendam. Tapi Gadia selalu mengajak mama tersenyum, dan menatap mama lembut seolah berkata, "Aku baik2 saja, kok, Mama!"
Ketika mama berbuat kesalahan, kekhilafan, kebodohan dalam merawat Gadia, Gadia tidak pernah dendam. Gadia selalu memaafkan mama.

Mama belajar dari Gadia,
untuk tidak membuat orang lain susah, tidak mau mengecewakan orang lain.
Saat Gadia sakit, Gadia selalu berusaha tidak menunjukkan betapa sakit Gadia sebenarnya.
Saat mama protes kenapa Gadia nggak mau duduk di high chair yang sudah papa beli jauh2, habis itu muka Gadia berubah dan mau disuapin sambil duduk di high chair.
Saat mama protes kenapa Gadia miminya sedikit, habis itu Gadia mimi banyak dan lama sampai Gadia muntah:(
Saat Gadia sudah sakit keras, Gadia masih mau mama ajak main dan tersenyum.

Mama belajar dari Gadia,
supaya selalu bersemangat hidup.
Saat Gadia masuk RS pertama kali, seharian Gadia muntah sampai 10 kali, tapi malamnya masih bisa berguling-guling.
Saat Gadia baru keluar dari ICU, Gadia sudah bisa main, guling-guling, duduk tegak, bahkan tersenyum manis.
Saat Gadia divonis gagal jantung,
Gadia masih lincah, senang belajar jalan, berdiri sendiri, jail, cerewet dan pintar sampai dokter-dokter pun bingung.

Mama belajar dari Gadia,
untuk menjadi kuat.
Saat Gadia menderita sakit yang amat sangat,
Gadia selalu berjuang dan tetap kuat.

Mama belajar dari Gadia,
untuk selalu berusaha menjadi orang baik.
Gadia yang baik hati, berempati tinggi.
Saat mama kesal dan menangis,
Gadia memeluk dan mencium pipi mama.
Mama sampai malu, padahal Gadia saat itu baru berumur 5 bulan.
Saat mama lega menemukan Gadia dan opung yang mama kira hilang di pelabuhan, mama bilang kalau mama kira Gadia diculik dan opung dibuang ke laut,
Gadia pun menghibur opung dengan membelai opung dengan lembut.
Mama lagi-lagi malu, padahal Gadia waktu itu baru berumur 7 bulan.

Setiap sifat buruk mama muncul:
pemarah, pembenci, pencaci, pengomel (pewufwuf, kata papa), pendendam, mama sedih.
Karena mama belum bisa seperti Gadia yang suci dan baik hati.
Mama tau dan yakin, walau hanya 9 bulan 25 hari kebersamaan kita, Allah pasti mengirimmu untuk kebaikan.
Allah pasti menginginkan mama belajar dari Gadia.

Maafkan mama, ya, Nak,
kalau mamamu masih saja buruk.

Tapi ada satu hal hal yang Gadia pernah ajarkan mama.
Bagaimana mencintai seseorang apa adanya.
Gadia sangat mencintai mama, betapapun buruknya mama, mama tahu itu.
Gadia selalu menangis setiap kali mama tinggal.
Lalu mama bayangkan, Gadia pasti juga sedih waktu akan meninggalkan mama.
Padahal mama tidak pantas untuk jadi alasan Gadia tinggal di dunia.
Setelah mama bisikkan ke Gadia, kalau mama rela Gadia pergi ketemu Allah,
baru Gadia pergi esoknya.

Terimakasih Gadia,
untuk mencintai mama apa adanya.
Terima kasih Gadia,
atas semua pelajaran kebaikan yang telah Gadia ajarkan.

Terimakasih ya Allah,
atas kesempatan yang Kau berikan
untuk bersama dengan Agadia,
anak cantik yang sangat istimewa
dan sempurna dimataku,
untuk dapat belajar ilmu kebaikan darinya.

Terimakasih ya Allah,
untuk membuat hidupku amat berarti
saat ia ada bersamaku.

Clementi, 19 Juni 2007

Monday, May 14, 2007

Takkan terganti


Tak Pernah Kukira
Bahwa Akhirnya
Tiada Dirimu Disisiku


Meski Waktu Datang
Dan Berlalu Sampai Kau Tiada Bertahan
Semua Takkan Mampu Mengubahku
Hanyalah Kau Yang Ada Direlungku

Hanyalah Dirimu
Mampu Membuatku Jatuh Dan Mencinta
Kau Bukan Hanya Sekedar Indah
Kau Takkan Terganti



by Kahitna

Friday, May 04, 2007

Stop Mamarazzi!

Dari Gadia bayi, hobi mama fotoin Gadia. Dari Gadia bobo, nungging, senyum, nangis, diimunisasi, digendong orang2. Gadia sendiri sih seneng banget difoto. Suka gaya. Yg paling sering kyknya foto ama papa. Dua orang yg paling mama cintai. Tapi tetep aja kurang puas sih, karena bener2 nggak semua kelucuan, kecentilan, kegenitan, kecantikan dan semua kebaikan Gadia bisa ditangkap kamera. Banyak momen2 hilang karena mama kelamaan set kamera, misalnya. Ada juga saat mama lupa terus beli batere kamera dan lupa terus pinjem kamera yangkung waktu kamera yg biasa dipake utk motret dipegang papa di Singapura. Lumayan lama jadinya nggak ada foto Gadia. Banyak momen nggak sempet diabadikan kamera seperti Gadia pake topi rapper kalau jalan pagi di cinere (muka Gadia jadi tambah lucu kalau pake topi ala rapper, sering banget ditegorin ibu2 maupun BS/pembeti yg kegemesan), Gadia naik becak, Gadia main di lapangan, Gadia pake celana2 jeans-nya yang banyak dan gaya... ah banyak deh.

Akhirnya mama pinjem kamera yangkung waktu Gadia ulang bulan ke-9 tanggal 21 November. Foto terakhirnya adalah waktu lebaran, akhir Oktober. Jadi ada sebulan mama nggak foto2. Uuuugh bete dan nyeselnya kalau diinget.

Tapi rupanya ada kalanya dia sebel difotoin terus sama mama. Ini contohnya. Ini foto tanggal 22 November, sehari setelah Gadia ulang bulan. Tgl 21-nya kita rame2 ke Cinere Mal beli sepatu cat cit utk kado ulbul Gadia (alasannya karena di rumah sakit kalau kita kontrol 2 minggu sekali, dia suka banget pengen minta dititah liat anak2 lain, tp mama gak pernah kasih karena lante RS kotorrrhhhh).

Ini dia lagi mengagumi sepatunya



Mama fotoin terus jepret jepret jepret. Banyak fotonya, ini salah satunya, masih teteup mengagumi sepatunya.



Setelah beberapa kali jepret-jepret terus, akhirnya Gadia "protes". "Cukup, mama!" Lalu dia pun menghalangi mama mengambil fotonya.

Wednesday, May 02, 2007

Gadia di NIT Newsletter

Ini dia si 21st century beauty di NIT Alumni Newsletter (Edisi 4/2006)






Tak sampai satu tahun kemudian, foto papa dan Gadia nongol lagi. Sayangnya, dalam berita sedih... tentang kepulangan Gadia. (Edisi 1/2007)

Terlalu Istimewa



Ku tatap gambar wajahmu
Sinar mata itu
Lirik senyumanmu
Pesona yang membelai
Wajahmu bercahaya
Memberi bahagia
Tiap yang memandang
Hati jadi salju

Kau terlalu istimewa
Kasih dan sayangmu terpancar
Seikhlas
Tiada batasan terus membara
Terkilan rasa jiwa
Inginku lihatmu dewasa
Apa daya
Tuhan lebih menyayangimu

Ku pasti kau berbahagia
Duduk di sampingNYA
Mendengar cerita
Segala rahsia

Tak tertanggung rindu
Mendengar suaramu
Tawa mengusik jiwa

by Adibah Noor

*Thanks tante Rani

Nostalgia-nostalgia

Wah udah lama nggak nulis di blog Gadia. Papa udah protes, tulis dong, Ma. Mama ber-excuse, abis mama kalau pagi kebluk dan mabuk, siang sibuk, malam ngantuk:D. Padahal banyak banget yang pengen mama tulis. Saking banyaknya, tapi nggak terstruktur nih. Jadi dinamain nostalgia2 aja.


Sekitar 2 minggu yang lalu mama-papa ke poliklinik Clementi. Inget Gadia kalau imunisasi di sana. Wuihhh... heboh... di antrian dia pasti akan ramah menyapa setiap orang. Terus tebar senyuman di sana sini. Ada koko di stroller lagi baca, dia ajak "ngobrol", eh kokonya malah cuek dan terus baca. Terus dia ngajak main si Indah, yg bbrp bulan lebih tua dari Gadia. (Kita sering ketemu si Indah ini dan kenalan sama orangtuanya). Gadia juga seneng mainin mainan stroller Indah yg banyak. Mama dosa nih, ngutang gak pernah beliin Gadia mainan stroller padahal niat dari dulu. Terus biasa deh, kalau digendong sama papa keliling2, dia bakal ditegorin ibu2, bapak2, oma2 dan opa2. Terus Gadia tak lupa memberi senyuman manis atau jeritan memekik khasnya "aaakh" kalau udah excited banget. Kemaren itu kita liat banyak bayi2 dan toddlers pada ngantri imunisasi. Uuuuhhhh inget Gadia!!!

Di ruang tamu kita, inget Gadia pasti bakal demen banget mengamati kaligrafi Asmaul Husna. Terus dia liatin seolah2 lagi baca dan ngerti. Mama suka kadang2 bacain keras2. Dia juga paling suka liat gambar 2 dimensi Ka'bah. Kayaknya menikmati banget Gadia kalau udah liat itu. Papa suka bilang, insya Allah nanti kita sama2 ke sana ya, sayang. Eh taunya Gadia gak perlu ke sana hehehe... atau sekarang dia suka jalan2 ke sana nggak tau juga deh ya.

Di halaman blok kita, inget Gadia suka main kuda2an di playground. Opung yang pertama ngajak Gadia ke sana kalau lagi jalan pagi. Didudukin di kuda2an yang ada pegangannnya. Waktu opung udah pulang, mama lanjutin deh suka ajak Gadia ke playground. Lumayan suka deh Gadia. Kadang2 mama ajak ke playground belakang yang deket sungai. Tapi di situ nggak ada kuda2an yg ada pegangannya. Jadi harus dipegangin terus, takut jatoh.