Friday, December 22, 2006

Gadia, Si Baik Hati

Gadia, si baik hati

Gadia namanya. Tapi opungnya tadinya berniat kasih dia nama: Akhlaqul Karimah, maunya dipanggil Ima. Artinya akhlak mulia. Walaupun ditolak ama emak dan bapaknya, kadang-kadang opung masih suka panggil dia dengan Akhlaqul Karimah. Walau gak jadi pake nama itu, sang bayi Gadia sering menunjukkan kebaikan hatinya. Pemaaf, itu nomor satu. Betapapun mama berbuat kesalahan-kesalahan, salah pakein baju-lah, gak bener pegang Gadia waktu mandi sampe Gadia kepleset-lah, ninggalin Gadia di tempat tidur sampe Gadia jatoh-lah, kesel waktu Gadia rewel nggak bisa tidur, dan lain-lain. Namun Gadia tetap memaafkan mama dan menerima mama apa adanya. Bahkan pernah suatu hari, mama sampai nangis karena kecapean dan kesel pas Gadia rewel sampe jam 10 malem gak bisa tidur (waktu ditinggal papa ke Indonesia), eh Gadia malah memeluk dan mencium pipi mama. Sampe mama kaget dan nangis lebih keras lagi. Karena malu… Gadia yang masih bayi perangainya jauuh lebih baik. Mama harus banyak belajar ke Gadia. Gadia juga memberi kita orangtuanya, a lot of second chances. Ketika kita gagal membaca emotional cues dia, misalnya capek malah diajak main, marah malah disuruh senyum. Pokoknya Gadia selalu memaafkan kebodohan2 kami sebagai orangtua dan Gadia nggak pernah dendam.
Salah satu cerita Gadia si baik hati juga pernah terjadi saat kita mau “pigi Joho” alias pergi ke Johor Bahru, Malaysia. Waktu itu kita baru sampai di Singapura, eh visa mama dan Gadia belum jadi. Jadi kita keluar untuk kedua kalinya dari Singapura, dan yang paling deket yah ke Johor. Waktu itu Sabtu atau Minggu lupa, mama malah beres2 rumah pagi2. Siang capek, jadi sore baru keluar. Jam 5 sore baru dari rumah. Sampai immigration checkpoint Johor, mulailah kita diresein sama petugas karena kita katanya terlalu sering ke Malaysia dan gak punya ijin tinggal di Singapura. Padahal mama udah punya principal approval dari MoM Singapura, tetep aja dipersulit ama tu petugas dan kita gak boleh masuk Malaysia. Hari makin gelap, udah hampir magrib, Gadia belum mimik dari jam 3 apa jam 4 sore. (Waktu itu Gadia masih 5 bln-an, masih ASI Eksklusif). Petugas menyuruh kita ke kantor menemui koleganya. Mama memaki si petugas yg bernama Neeza (bapak2 gendut berwajah tentu saja menyebalkan): “So inconsiderate. No consideration at all for my baby?” Terus tu orang diem aja. Mama nyambung:”Najis ni orang” sambil jalan menuju kantor. Di situ, di bawa lagi ke kantor operation di seberang. Eh di jalan ketemu orang lain yang nggak kalah menyebalkannya. Papa mama berdebat heboh dengan orang itu. Sampai lama, baru kita ke kantor operation. Sang boss yang kebetulan wanita Chinese tak berkomentar apa2 waktu dijelaskan, dalam hitungan detik paspor kita pun dicap tanda boleh masuk Malaysia. Kesel banget… bener kan orang2 melayu tadi cuma cari gara2 aja. (Later on we found out kalo mereka tuh minta duit. Di kunjungan berikutnya, Mama melihat dengan mata pepala sendiri kalau mereka mempersulit orang Indonesia, terus gak lama orang Indo tersebut nyelipin 20 dolaran di paspor, terus mereka lolos. Iiih najis banget pokoknya).
Gadia pun mimik di kantor auntie itu sebentar. Lepas dari sana, mama dan papa masih ngomel2, papa bahkan gak tahan untuk memaki2 si Neeza dengan kata2 kebun binatang (aduh maaf ya Gadia… jadi contoh jelek). Eh…mama dan papa masih panas, tiba2 kita terhenyak karena Gadia malah tertawa lebar hingga matanya ikut tertawa. Dia seolah2 bilang: “Mama, papa, sudahlah, aku aja baik2 aja kook… Nggak usah diributkan lagi. Let’s have some fun”.Uh… papa mama maluuu sekali karena Gadia aja sabar banget, walaupun dia pasti haus dan lapar. Kita pun habis itu makan dan belanja di Jusco Tebrau City.

Written on November 29, 2006

No comments: