Friday, December 22, 2006

Innalillahi wainna ilahi raji’un

“Alladzina idzaa ashobathummushibah qaluu: Innalillahi wainna ilaihi raji’un” (QS 2:156)
Malamnya mama pas ngaji surat Al-Baqarah dan menunjukkan ayat itu ke papa.

Sekitar pukul 5.30 semua sudah naik. Papa, yangti, yangkung, ato, opung. Kita semua bergiliran satu persatu bicara pada Gadia, meminta maaf dan bilang kalau kita semua ikhlas dia pergi ke pangkuan-Nya. “Gadia, maafin mama selama ini belum bisa jadi ibu yang baik. Mama sayang sama Gadia. Tapi kalau Gadia dipanggil Allah, insya Allah mama rela, Nak. Mama pasti sedih. Tapi Gadia lebih baik pergi, daripada di sini Gadia kesakitan.”
Mama keluar lagi dan baca surat Yaasin. Dokter sempat keluar dan bilang keadaan kritis, tapi masih ada respons.
Sekitar pukul 6 lebih, mama masuk lagi ke kamar. Suster-suster lain selain suster Titin sudah minggir. Mama berdiri dan ngomong lagi ke Gadia. Suster Titin masih memasukkan selang besar ke mulut Gadia. Dokter David bilang ke papa bahwa mereka belum bisa menghentikan usaha penyelamatan karena tuntutan etika kedokteran. Kira-kira pukul 6 lewat 18, mama dipanggil suster Titin untuk duduk di tempat tidur di sisi kanan Gadia. Mama talqin, “Laa ilaha ilallah” beberapa kali. Papa ikuti mama. Suster Titin akhirnya mengeluarkan selang tersebut dan menoleh ke arah dokter David. Dokter membuka kedua mata Gadia yang langsung terpejam kembali, lalu menyentuhkan stetoskop ke dada Gadia. Dia menoleh ke arah mama, “Udah nggak ada, ya.” Mama mengangguk. Innalillahi wainna ilaihi raji’un. Mama dan papa berpelukan erat saling menguatkan. “Allahu Akbar”. Allah maha besar. Allah yang memberi karunia seorang anak cantik pada mama papa, pada waktunya saat Ia berkendak, telah mengambilnya kembali.

Mama datang lagi ke ruangan dan melepaskan sepasang kaus kaki Disney Minnie warna merah yang mama beli di Kiddy Palace untuk mengganti kaus kaki Olive pink Gadia yang terjatuh. Lalu mama lepaskan satu sarung tangan putih dari yangti yang dipakai di tangan kiri Gadia. Mama simpan semua dalam saku mama. Suster-suster pun memandikan Gadia.

20 Desember 2006

No comments: