Waktu mama cerita ke papa soal ngefansnya Gadia ke om Adi, papa sampai berujar, „Tapi nanti kalau papa datang mau ya bobo sama papa. Jangan-jangan maunya bobo sama om Adi lagi.“ Setelah papa kembali ke Singapura habis libur Lebaran, mama biasanya sih nggak terlalu melankolis. Mungkin karena kebutuhan intimacy mama terpenuhi dengan memadu kasih dengan Gadia. Tapi di saat menjelang papa mau datang (tadinya papa sudah pesan tiket untuk tanggal 12 Desember, tapi karena Gadia sakit dipercepat jadi tanggal 8 Desember), mama pernah bilang ke Gadia, „Gadia, tempat tidur ini luas sekali ya. Biasanya kan papa tidur di ujung sana. Asyik banget ya, kalau kita bisa bobo bertiga lagi.“ Dulu di Clementi, Gadia bobonya lasak sekali. Waktu masih pake tempat tidur, papa bisa dia tendang sampai ngungsi ke kamar sebelah. Waktu kasur sudah diturunin, kasur queen size itu bisa dia kuasai sendirian, mama dan papanya bobo di kasur busa pink bunga-bunga 10 dolar-an. Udah gitu, dia tetep aja suka guling-guling sampe kasur ekstra itu bahkan sampai lantai. Di Cinere, dia kalem banget kalau bobo. Makanya kasur king size rasanya luas sekali. Gadia bahkan sering banget bobo sambil peluk mama, pegangan rambut mama, cengkram kaus mama, atau taro kaki di paha mama atau di atas guling besar.
Rupanya Allah belum kasih kita bobo bertiga lagi… Sebelum papa pulang, Gadia terlanjur ke RS dan nggak sempat bobo di rumah lagi.
29 Desember 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment