Sampai rumah, lihat playpen di ruang tamu. Kosong. Lihat highchair. Kosong. Ingat Gadia kalau duduk di situ, dia malah memutar badannya 360 derajat menghadap ke senderan kursi. Dia amati dan pegang si Pierre, doggie beroverall abu-abu biru yang ada di senderan highchair.
Sampai kamar, oh, lihat kasur beseprei biru, tempat kita bertiga bobo. Lihat kasur pink bunga-bunga, tempat papa atau papa dan mama tidur kalau terusir oleh tuan puteri yang suka berguling-guling. Buka lemari, masih ada alas ompol, celana dalam dan baju Gadia.
Kita harus kuat ya, ma, kata papa. Iya, pa… Dan ingatlah, hanya dengan mengingat Allah maka hati akan menjadi tenang. Setelah berpikir begitu, baru mama sedikit lega.
Mama membayangkan Gadia berkata, “Don’t miss me too much. It’s very nice up here and I am doing great.”
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment