Dari sebelum Gadia lahir, mama papa sudah sering menyapa atau memanggil Gadia yang ada dalam perut. Panggilannya pun aneh-aneh. Yang normal ya “Gadia”. Kadang-kadang “Sigad sigad sigad sigadia…” Waktu Gadia udah lahir, awalnya dia kita panggil “Gad-gad”. Ato sampai terakhir masih suka panggil dia Gad-gad. Waktu Gadia sekitar 2 bulan-an, kita suka perpendek jadi “Gad” (sampai terakhir mama suka panggil dia cukup “Gad” aja). Waktu dia 2 bulan-an itu mama juga sering iseng panggil dia “Gud-gud“. Suka dimarahin oma, karena gutgut punya arti jelek dalam bahasa Batak. Dari Gud-gud, papa yang punya ide memanjangkannya jadi „Gudty“. Sejak sebelum berangkat ke Singapura sampai beberapa saat di sana, kita jadinya panggil dia „Gudty“. Itu juga yang menginspirasikan panggilan mama jadi „mumu“, papa jadi „pupu“. Jadi kita bertiga: Gudty, pupu dan mumu.
Waktu Gadia menjelang 6 bulan, mama berpikir, wah kalau kita panggil Gudty terus nanti dia nggak tau kalau namanya Gadia. Nanti kalau kita panggil dia bingung. Maka mama papa sepakat untuk stop panggil dia Gudty dan kembali memanggilnya Gadia. Sejak saat itu dia selalu menoleh kalau kita panggil Gadia. (Tapi dia juga mau nengok kalau kita panggil „Cantik“ atau „Gad“ aja).
Orang-orang Melayu di Singapura sih selalu panggil dia „Aisha“. Penjaga-penjaga hawker termasuk kakek India bersarung mini yang ngefans pada Gadia pasti bakal girang kalau kita datang dan selalu memanggil, “Aisha…” Yang pertama panggil dia Aisha adalah Nenek Jawiah, landlady kita, dan anaknya Kak Nurul. Jadi kalau kenalan dengan orang Melayu, kita bilang aja namanya Aisha.
Terakhir sekali, papa sering SMS tanya kabar Gadia. Tau-tau papa udah nyebut Gadia dengan Gudty beauty. Mama tambahin aja di SMS balasan: Gudty cuty beauty. Kita jadi sering panggil dia dengan nama panjang itu deh:). Mbak Ike yang suka momong Gadia kalau mama lagi makan, sholat atau mandi juga mama denger suka ikut2 panggil Gadia: „Gudty cuty beauty!“
20 Desember 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment