Friday, December 22, 2006
Makan
Makan kayaknya jadi waktu yang paling menakutkan buat Gadia. Waktu dia 6 bulan, pertama kali mama kasih dia bubur susu beras merah Nestle dan dia doyan banget. Mulutnya sampai nyari-nyari sendok. Habis itu belepotan deh bibir, pipi sampai hidung. Mama masih ingat waktu itu tanggal 21 Agustus, mama nunggu papa pulang untuk menyaksikan bersama Gadia pertama kali makan. Papa yang pangku Gadia, mama yang suapin dari mangkok merah Mothercare. Setelah 10 hari, mama mulai kenalin dia dengan makanan yang lain seperti kentang, brokoli, keju, satu persatu. Mama juga mulai bikin bubur beras digiling sendiri dan dicampur ASI. Biasanya sih dia doyan apel, labu parang, ubi jepang, pepaya, pisang, pir. Sayurnya mama konservatif: brokoli. Saat 7 bulan, mama mulai bikin nasi tim saring, tapi lauknya dipisah. Seingat mama dia doyan banget. Tapi habis itu mulai perlahan-lahan nafsu makannya menurun. Mama udah coba semua variasi, Gadia tetap nggak begitu semangat. Puncaknya waktu Gadia 7,5 bulan. Dia sudah semakin susah makan. Sampai Gadia cuman mau makan pisang lembut dan dicampur air. Kasar sedikit, dia marah. Mama sampai curhat di milis ex-Pelangiers karena frustrasi Gadia nggak mau makan. Nggak lama dia pun jatuh sakit sampai harus di rawat di RS. Mama baru sadar, rupanya dia sakit radang tenggorokan jadi susah nelan.
Sejak saat itu dia susah sekali makan. Kita sekeluarga resah dan panik. Berat badan Gadia menurun dan Gadia yang tadinya montok dan sehat berangsur-angsur mengurus. Baju-bajunya jadi kegedean. Kita pun jadi sering berantem soal makan Gadia. Mama kekeuh nggak mau kasih garam dan gula. Perang besar dengan papa dan yangti tak terhindarkan. Paling hanya beberapa kali Gadia doyan banget makan sampai kita semua senang dan amat bersyukur. Misalnya waktu yangti bikin bubur rasa soto, Gadia makan banyak sekali. Tapi dia langsung pup 7 kali. Jadi, kalau Gadia makan banyak, tetap aja yang keluar banyak.
Habis itu dia habiskan nasi tim saring kaldu ayam plus lauk ayam dan zucchini bikinan mama. Juga oatmeal pakai pir. Beberapa kali buah pir campur bit juga bisa habis. Makanan favoritnya terakhir adalah bubur kentang rasa semur bikinan yangti. Dia bisa lahap sekali dan habis banyak. Sementara cemilan-cemilan yang dia doyan adalah Gerber rasa Turkey dan Baby Choice baik yang chicken maupun original. Pernah sampai habis dua bungkus sekali makan. Mama perhatikan, dia nggak begitu suka manis, tapi suka yang gurih. Oh ya, dia juga suka sekali keju.
Istilah-istilah makan (20-22-27 Desember)
Suat-suat
Ini ciptaan opung, plesetan dari suap-suap. Yuk, suat-suat, yuk. Artinya, ini waktunya makan.
Bubur dulu, baru air
Gadia kan doyan banget air. Dia maunya air aja. Jadi kalau mulutnya udah nyari air, kita bakal suapin bubur sambil bilang, “Bubur dulu”, Gadia nangis. Begitu kita kasih air sambil bilang, “Baru air”, baru Gadia sedikit terhibur.
Slaber raksasa
Biasanya mama akan coba Gadia makan di high chair dulu. Kadang-kadang dia mau sukarela disuap. Tapi di tengah-tengah kalau udah nangis tapi makannya baru sedikit, baru deh cara-cara lain terpaksa ditempuh. Mama akan gendong Gadia. Tapi Gadia bakal melepeh atau meper di kaos mama. Jadi kalau habis makan, mama perlu ganti baju, Gadia apalagi harus ganti baju. Terakhir, mama selalu pake slaber dari bekas bedong Gadia waktu kecil. Supaya nggak terlalu sering ganti baju.
Kursi panas
High chair pinjaman dari teman yangti Uki itu dinamain mbak Sul “kursi panas”. Kalau udah didudukkan di situ, pasti Gadia bakal disupa. Dan seringnya, ujungnya Gadia pasti nangis.
Nenek sihir
Menurut mama sih, siapapun penyuapnya, bahkan mama sekalipun, kalau udah ada unsur pemaksaan, maka dia pantas disebut nenek sihir. Pasti Gadia takut lihat sang penyuap seperti kalau lihat nenek sihir:(.
27 Desember 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment