Penyesalan Mama
Waktu Gadia udah sakit (tapi sebelum ke dokter), Gadia guling2 nyamperin mama untuk minta mimik. Padahal Gadia udah lemes banget. Mama tadinya cuek. Karena Gadia udah sampe mama, baru mama kasih mimik. Aduuuh nggak kebayang malunya mama, jahatnya mama, mama malah tidur. Memang semalaman kebangun terus menerus karena Gadia rewel banget. Padahal saat itu Gadia udah sakit kena infeksi virus di jantung, tapi mama belum tahu.
Waktu Gadia udah sakit (masih di rumah), Gadia nangis minta digendong, mama masih sibuk mengerjakan yang lain. Terus tiba2 Gadia melihat mama dengan tatapan mata yang lain dari biasanya. Gadia seolah2 bilang:”…censored” hanya mama yang boleh tau. Mama langsung mau nangis dan bergegas gendong Gadia.
Waktu Gadia rewel nggak bisa tidur di flat baru kita di Clementi (pas papa pergi ke Indonesia), mama malah kesel dan nangis. Lihat mama nangis, Gadia terus peluk dan cium mama. (Waktu itu Gadia berumur sekitar 5 bulan!).
Waktu kita baru pindah ke Clementi, papa malah pergi jemput temennya, mama dan Gadia kepanasan habis2an di rumah baru (waktu itu belum ada AC-nya). Gadia nangis nggak berhenti-berhenti. Mama nggak sabar lalu nelepon papa dan malah marah2 di deket Gadia.
Waktu mama masak dan makan di dapur, tinggalin Gadia bobo sendiri di tempat tidur (sebelum kasur dipindah ke bawah). Mama udah curiga kenapa Gadia nggak nangis. Mama baru datang ke kamar setelah dengar bunyi, “bletak!”. Gadia sudah jatuh ke lantai.
Waktu mama ajak Gadia pergi malam2 ke Suntec untuk ketemu teman-teman mama. Kita nongkrong sampe restoran tutup. Udah gitu malah ikutan jalan kaki sambil ngobrol dan baru nyegat taxi di Swissotel. Itu Jumat malam.
Waktu mama memutuskan menerima tawaran papa untuk ikut buka puasa bareng sama dosennya di Samar Café. Gadia jadi pergi sampe malam lagi. Itu Minggu malam. Sampe rumah Gadia panas dan nafasnya cepat sekali. Saat tidur perutnya turun naik seperti gelombang dengan sangat cepat. (Ternyata belakangan kita baru tahu kalau jantungnya sudah terganggu).
Waktu Gadia sebenernya sudah sakit tapi kita belum tahu, mama dan papa malah tidur di kamar lain, membiarkan Gadia bobo sendiri. Alasannya takut ganggu Gadia biar nyenyak bobonya. Padahal harusnya Gadia butuh perhatian lebih saat sakit. Kita seneng waktu Gadia nggak banyak bangun, padahal Gadia saat itu terlalu lemes untuk nangis kenceng.
Mama berkali-kali marah waktu Gadia nggak mau makan. Padahal tenggorokan Gadia sakit. Mama belum tau.
Dan masih banyak lagi dosa-dosa mama lainnya terutama yang mama terlalu malu untuk tuliskan di sini. Maafkan mamamu ya, Nak…
30 November 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment